mediaseo.id – Serbuan mobil listrik asal China makin membahana di dunia, termasuk di Indonesia.
Perkara kualitas mobil China, juga telah mampu menepis stigma “murahan”.
Pasalnya dibuktikan dari segi build quality, hingga teknologi yang tersemat pada fitur-fitur canggih. Meski begitu, harga jualnya mampu lebih kompetitif.
Kok bisa mereka berani menghadirkan fitur-fitur canggih serta kenyamanan layaknya sebuah mobil premium, namun harga jualnya masih lebih kompetitif dibanding merek-merek mapan?
Rupanya ada strategi yang dimainkan oleh pabrikan mobil China, yakni menyuguhkan nilai lebih dengan harga jual yang jauh lebih terjangkau.
Oke kita jabarkan jurus jitu pabrikan mobil listrik China, agar bisa bersaing, bahkan memenangkan persaingan pasar mobil di Indonesia serta dunia. Kuncinya adalah harga kompetitif.
ONGKOS PRODUKSI MURAH
Fakta pertama soal ongkos produksi mobil listrik di China dikenal telah mampu ditekan lebih efisien, sehingga ongkos produksi jadi lebih murah.
“Pembagian kerja dan kolaborasi yang saling menguntungkan merupakan ciri khas rantai industri otomotif. Perkembangan industri otomotif China yang sangat pesat,”
“Sehingga telah menghasilkan produk-produk hemat biaya dan berkualitas tinggi,” papar Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip keterangan rutinnya kepada media di Beijing (20/02/2024).
Baca Juga: Cocok Buat Pencinta Touring, Intip Harga Kawasaki Versys-X 2024 Terbaru
Alhasil, ongkos produksi yang murah menjadi keunggulan pabrikan mobil listrik China, bahkan disebut belum bisa ditandingi oleh pabrikan negara lain.
Melansir China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), mengklaim bahwa China mengekspor 443 ribu unit mobil pada Januari 2024 atau tumbuh sebesar 47,9 persen dibanding Januari 2023.
JOIN PRODUKSI
Siasat selanjutnya adalah join produksi. Sehingga tak perlu repot bikin pabrik dari nol, yang juga dianggap menelan investasi besar.
Padahal untuk pendatang baru, belum ketahuan jualannya laku seberapa banyak. Oleh karenanya, join produksi menjadi siasat jitu sambil cek pasar.
Seperti dilakoni oleh Chery, Neta, dan Jetour yang menggunakan fasilitas perakitan milik PT Handal Indonesia Motor (HIN) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
“Perakitan Neta di HIM merupakan fasilitas kedua di luar negeri (China), dengan TKDN mencapai 44 persen. Dari pabrik ini, kami akan memenuhi pasar Indonesia dan Asia Tenggara,” ungkap Kong FanLong, Co-founder & Co-President of Neta Auto.
PT HIM merupakan general assembler untuk berbagai merek. Pada tahun ini, Neta mendapatkan jatah produksi 10.000 unit hingga 2025.
Sementara Chery mendapatkan jatah produksi 30.000 unit di tahun ini. Menyusul ke depannya, brand Jetour bakal dirakit di fasilitas HIM.
Disebut oleh Denny Siregar, Presiden Direktur PT HIM. Pihaknya berencana memperluas kapasitas produksi.
Yakni dengan membangun pabrik baru dengan total luas 38 hektar, mampu memproduksi hingga 90.000 unit kendaraan setiap tahunnya.
“Kita sedang kembangkan fasilitas baru, 60 kilometer dari sini (HIM Pondok Ungu, Bekasi), yaitu di Purwakarta Integrated Industrial Park,”
“Itu kita buat pabrik lebih besar dari yang di sini. Lahannya seluas 38 hektar, kalau yang di sini (HIM) hanya 12 hektar,” ungkap Denny, yang ditemui OTOMOTIF (31/5/2024).
Bersambung, soal strategi pabrikan mobil listrik China datang ke Indonesia dengan kesiapan menggandeng distributor lokal, serta mengintegrasikan pasokan suku cadang.
Tidak ada komentar